HIV & AIDS
Menurut penelitian, 80% pengguna narkoba dengan jarum suntik mengidap hepatitis B atau C, dan 40-50% mengidap HIV/AIDS. Penyakit hepatitis B dan C adalah radang hati karena virus, yang mudah menjadi kronis dan menjadi penyebab kanker serta kematian.
Hal-hal yang menyebabkan Indonesia menjadi rawan penularan HIV, antara lain adalah sebagai berikut:
- bandara internasional, pelabuhan laut yang banyak, dan jaringan jalan raya yang luas, sebagai pintu masuk dan tempat penyebaran HIV;
- mudahnya lalu lintas penduduk dengan perbatasan antara negara-negara tetangga yang mempunyai tingkat penyakit HIV/AIDS tinggi;
- banyaknya kelompok beresiko tinggi (pecandu narkoba, wanita/pria tuna susila, dan homoseks) yang dapat menularkan kepada orang lain termasuk keluarganya sendiri;
- kecenderungan perilaku seks bebas.
AIDS
AIDS adalah kependekan dari Acquired Immune Deficiency Syndrome, yaitu kumpulan dari berbagai gejala menurun/rendahnya sistem daya tahan tubuh seseorang yang disebabkan oleh virus HIV. AIDS juga bukanlah penyakit keturunan. Penyakit ini biasanya terjadi setelah 5-10 tahun tertular HIV.
Dari perjalanan HIV menjadi AIDS terdapat lima tahapan penyakit, masing-masing menunjukkan gejala-gejala tersendiri, sebagai berikut:
1. Tahap awal infeksi HIV: gejalanya mirip influenza (demam, rasa lemah, lesu, sendi terasa nyeri, batuk, nyeri tenggorokan, dan pembesaran kelenjar). Gejala ini biasanya hanya berlangsung beberapa hari atau beberapa minggu saja, lelu hilang dengan sendirinya.
2. Tahap tanpa gejala: meskipun tidak menunjukkan gejala , tetapi pada tes darah ditemukan antibody HIV+. Masa ini dapat berlangsung bertahun-tahun (5-7 tahun).
.
3. Tahap ARC (AIDS Related Complex): ARC adalah istilah bila didapati dua atau lebih gejala yang berlangsung selama tiga bulan atau lebih, yaitu demam disertai keringat malam; penurunan berat badan lebih dari 10% dalam tiga bulan; kelemahan tubuh; pembesaran kelenjar, diare berkala dalam waktu lama tanpa sebab yang jelas; batuk dan sesak napas lebih dari sebulan; kulit gatal dan bercak-bercak merah kebiruan; sakit tenggorokan dan pendarahan yang tak jelas sebabnya.
4. Tahap AIDS: muncul infeksi berbahaya akibat kekebalan tubuh telah demikian rusak (TBC, jamur, dan lain-lain), disebut infeksi oportunistik. Di samping itu,dapat terjadi kanker kulit dan kanker kelenjar getah bening.
5. Tahap gangguan otak/susunan saraf pusat: mengakibatkan kematian sel otak dan gangguan mental, seperti demensia (gangguan daya ingat), dan penurunan kesadaran.
- HIV dalam Tubuh Manusia
Untuk dapat berada dalam tubuh manusia, HIV harus langsung ke aliran darah orang yang bersangkutan. Di luar tubuh manusia, HIV sangat cepat mati. HIV yang mudah mati tersebut, dapat disebabkan oleh air panas, sabun, dan bahan pencuci hama lain. Oleh karena HIV cepat mati di luar tubuh manusia, maka HIV tidak dapat menular lewat udara seperti virus lain, misalnya: influenza.
Dalam tubuh manusia HIV hanya bersarang pada sel darah putih tertentu (sel T4), terutama dalam cairan tubuh, yaitu darah, air mani (semen), dan cairan vagina. Bila sel-sel darah yang berfungsi melawan dan membunuh kuman atau bibit penyakit masuk ke dalam tubuh mengidap HIV, maka virus ini akan menghancurkan sel-sel darah tersebut. Penularan virus ini terjadi lewat salah satu atau lebih cairan tubuh tersebut dan masuk ke aliran darah seseorang. Sehingga tidak mampu lagi melawan kuman penyakit dan mudah terserang penyakit infeksi lain.
Orang yang mengidap virus HIV dalam tubuhnya disebut HIV positif. Jika diperhatikan ia tidak akan menunjukkan gejala apa pun, sehingga secara fisik tidak ada bedanya dengan orang lain yang sehat. Hanya saja, ia mempunyai potensi sebagai sumber penularan. Artinya dapat menularkan virus itu kepada orang lain.
Agar kita dapat mengetahui secara lebih lanjut apakah seseorang terpapar HIV dilakukan pemeriksaan laboratorium dengan mengambil sample darahnya. Akan tetapi. Hal itu baru bisa dilakukan paling sedikti tiga bulan setelah orang itu terpapar HIV sehingga besar kemungkinan selama masa itu ia telah menularkannya kepada orang lain.
Orang yang memiliki resiko tinggi terinfeksi HIV adalah sebagai berikut:
a. Hubungan seksual yang tidak aman dengan orang yang terinfeksi HIV.
b. Penggunaan jarum suntik, tindik, tato tidak steril serta pengguna narkoba suntikan dengan bergantian.
c. Transfusi darah yang telah tercemar HIV.
d. Bayi yang dikandung, dilahirkan, dan disusui ibu yang terinfeksi HIV (30%).
HIV juga ditemukan dalam jumlah sangat kecil dalam air mata, air liur, cairan otak, dan keringat. Namun, belum ada bukti spesifiknya. Selain itu HIV tidak menembus kulit yang utuh, yaitu kulit yang tidak lecet ataum terluka.
Oleh karena itu, hal-hal yang tidak menularkan HIV adalah sebagai berikut:
1. bersenggolan atau berjabat tangan gengan pengidap HIV
2. bersentuhan dengan pakaian dan barang lain bekas sipenderita;
3. penderita AIDS bersin atau batuk-batuk di depan kita;
4. mencium pipi/dahi;
5. berenang di kolam renang atau menggunakan WC yang sama
6. melalui makanan dan minuman, gigitan nyamuk, dan serangga lain.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment