CERPEN "MENUNGGU YANG TAK PASTI"



            Aku hidup dikeluarga yang sederhana. Mempunyai dua orang kakak perempuan dan masih mempunyai kedua orang tua yang sangat aku cintai dan kusayangi. Aku juga bisa dibilang orang yang beruntung, karena mempunyai 5 orang sahabat yang perhatian dan peduli kepadaku. Walaupun kadang-kadang datang badai yang menghalangi hubungan satu sama lain. Tetapi Alhamdulillah kami bisa melewatinya walaupun terkadang itu lama.
            Hari ini cuaca sangat terik. Matahari terus memancarkan sinarnya ke bumi ini. Kakiku terus melangkah menuruni anak-anak tengga hingga sampai keluar dari pintu gerbang tempat aku belajar yang baru satu setengah tahun ini. Aku berharap aku bisa terus bersekolah disini selama tiga tahun hingga mendapatkan sebuah ijazah kelulusan dan tidak terkena masalah.
            Siang ini aku dan lima orang sahabatku berencana untuk mencari tugas yang diberikan oleh guru IPS kami, yaitu tugas mencari tentang jumlah penduduk atau stastitika penduduk di Indonesia. Karena PKA (pekan kebudayaan Aceh) telah diselenggarakan pada bulan ini, jadi kami di tugaskan untuk mencarinya disana. Untung saja aku dan 5 orang sahabatku di tugaskan satu kelompok, jadi kami bisa pergi bersama-sama.
            Ketika aku sampai ke sebuah tempat yang tidak asing lagi bagiku. Dimana tempat itu adalah tempat setiap hari aku melepaskan lelah dan berlindung dari panasnya matahari dan dinginnya hujan. Ketika aku masuk ke kamarku, aku langsung melepaskan tas berat yang berisikan buku-buku pelajaran di sekolah. Tiba-tiba saja ada yang bergetar dari dalam kantong rok ku. Ku lihat ada sebuah pesan baru yang masuk ke handphone ku. Ternyata pesan tersebut dari Putroe.


“Mil, hari ini kita jadikan pergi ke PKA ?” tanyanya melalui sms.
“Jadi dong :)”.
“Oke, jangan lupa beritahu Kana, Nadia, Merry, dan Rayhan ya !!!!!!! Makasih”.
“Iyaa” jawabku.
Aku langsung mengetik sebuah pesan singkat menyuru yang lainnya untuk tidak lupa dan berkumpul di rumah Putroe agar kita bisa pergi bersama-sama dan langsung ku sebarkan sms itu ke 4 orang sahabatku itu.
Setelah shalat dan makan, kakiku langsung masuk ke kamar mandi dan bersiap-siap. tanganku mengambil tas dan handphone yang sedang ku isi batrainya. Langsung aku masukkan handphone, buku, dan keperluan lainnya ke dalam tas. Akupun pergi ke rumah Putroe yang jaraknya sekitar 2,5 KM dari rumahku dengan diantar oleh Ayahku.
Ketika aku sampai didepan gerbang rumah putroe, ku salami Ayahku dan kakiku melangkah masuk ke halaman rumah Putroe. Kulihat Merry dan Kana sudah lebih awal datang dariku.
“Kana, Nadia dan Rayhan mana ? belum datang ya ?” Tanya ku.
“Iya, mereka lagi dijalan” jawab Kana.
Tak berapa lama menunggu Nadia dan Rayhan pun tiba.
“Ayolah kita pergi, udah jam 3 nih !! Udah kumpul semua kan ?” Tanya Putroe.
“Iya, udah kumpul semua. Ayo kita pergi sekarang, kalau ngak nanti telat pulangnya” jawab ku.
Kami pun bersiap-siap untuk pergi. Kami pergi dengan diantar oleh kakaknya Putroe dengan menaiki mobil. Perjalanan dari rumah Putroe hingga sampai ke PKA di Lampriet sekitar 10 KM.
Akhirnya kami sampai juga ke tempat tujuan kami. Terlihat banyak sekali orang-orang di sekitar PKA. Jalanan pun padat dengan kendaraan. Asap kendaraan membuat polusi udara makin bertambah.Karena sudah sampai, kami pun turun dan mengucapkan terima kasih kepada kakaknya Putroe.
Kami berjalan menuju pintu gerbang masuk PKA. Banyak orang-orang yang berdiri di luar PKA menunggu sang pemimpin Negara tiba untuk datang ke PKA.
Hari ini memang Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono datang ke kota Banda Aceh untuk mengunjungi dan melihat pameran PKA yang memang telah diselenggarakan pada bulan ini.
Ketika kami sampai di depan gerbang  pintu masuk ke PKA terlihat bahwa pagarnya ditutup, makanya banyak pengunjung yang datang tidak bisa masuk ke dalam dan berdiri di sekitar PKA.
            “Kak, PKAnya dibuka jam berapa ?” Tanya nadia kepada salah seorang penjual di sekitar PKA.
            “Mungkin habis Ashar. Soalnya tunggu presidennya tiba dek” jawab penjual minuman itu.
            “Oh iya, makasih kak ya” jawabku.
            Kemudian kami pergi membeli jajanan dan duduk di trotoar jalan, sambil berbicara-bicara.
            “Aduh lama kali presiden datang !” rintih Rayhan.
            “Iya, kalau begini mendingan ngak usah pergi hari ini” sahut Putroe.
            “Kalau ngak hari ini, ya kapan lagi” Sambung Merry.
            Memang hari inilah hari yang paling tepat bagi kami untuk ke PKA. Jadwal les sekolah dan tugas-tugas pelajaran yang lainnya membuat kami tidak dapat pergi pada hari yang lain selain hari ini. Apalagi tugas ini diberikan tidak lebih dari waktu seminggu.
            Setelah duduk dan menunggu selama dua jam kami pun sudah merasa bosan.
            “Eh,  kita jalan-jalan ke pasar belakang PKA yuk ! disana ada orang-orang jualan juga” ajak Kana.
            “Ayolah, dari pada disini membosankan” sambung ku.
            Kami pun beranjak dari tempat duduk kami dan berjalan melihat-lihat keramaian yang ada. Tiba-tiba mata kami tertuju ke sebuah wahana permainan yang terletak di ujung jalan itu. Terlihat ada besi bulat tinggi dan besar dan berputar seperti roda yang di ujungnya tergantung beberapa ayunan. Permainan itu disebut orang adalah komedi putar.
            “Hei, kita naik itu yuk !!” seru Putroe kepada kami.
            “Yuk, yuk dari pada nunggu ngak jelas” jawab Kana.
            Setelah ada kesepakatan, kami pun akhirnya pergi membeli tiket dan memang perasaanku pada saat itu sedikit takut. Satu ayunana bisa dinaiki oleh tiga orang. Akhirnya sudah sepuluh kali putaran. Kami pun turun dengan hati-hati. Untung saja tidak terjadi apa-apa saat menaiki komedi putar itu. Rupanya kekhawatiranku salah.
            Kami terus melanjutkan perjalanan melewati jalan pinggir sungai. Dari sritu terlihat suasana di dalam PKA, yang terlihat sepi. Hanya petugas yang diisinkan masuk. Pada saat itu presiden belum juga datang, padahal waktu yang di kabarkan suda lewat.
            “Apa juga katanya habis shalat Ashar presidennya udah datang ? ini udah jam 5 lewat belum kunjung tiba” keluh ku.
            “Iya… ayo kita pulang saja ! udah hamper jam setengah 6 nih” saran Putroe.
            “Iya.. ayo kita pulang saja !”jawab Nadia.
            Kemudian Putroe menyuru Omnya untuk menjemput kami. Kami pun menunggu di pinggir jalan. Terlihat jalanan sangatlah macet. Banyak sekali kendaraan yang melewati PKA. Ada juga terlihat polisi yang sedang mengatur kemacetan di daerah depan PKA.
            Setelah menunggu 2o menit, akhirnya terlihat mobil Putroe dari arah jauh ingin menghampiri kami dan berhenti kira-kira 10 meter dari tempat kami berdiri.
            “Mobil BL 58 OS dilarang berhenti” seru polisi itu beberapa kali dengan menggunakan pengeras suara.
            “Hei, cepat lari..” teriak Putroe menuru kami untuk segera pergi berlari ke mobil.
            Secepat mungkin kami lari dan menaiki mobil. Dan ketika kami sudah naik semua, mobil pun berlaju.
            “Waktu tinggal 5 detik lagi !” seru Putroe seperti berada dalam acara uang kaget.
            “Hahahahahaha…” kamipun tertawa bersama.
            Jalanan sabgatlah macet. Mobil hanya bisa berlaju dengan pelan. Ketika sampai di depan hotel Hermes Palace mobil dan kendaraan lain hanya bisa berlaju 10 meit sekali. Tiba-tiba tejadlah kemacetan total. Mobil dan kendaraan yang berada di sepanjang jalanan itu tidak bisa berlaju pulang.
            Pada saat itu kami sudah mengira kalau kami akan pulang telat. Aku dan yang lainnya langsung menghubungi  orang tua masing-masing. Memberitahu kalu kami akan pulang telat sebab jalan ditutup karena  sang pemimpin Negara telah di perjalanan akan tiba di PKA.
            Sudah hamper satu setengah jam kami menunggu. Aku dan tremanku merasakan hal yang sangat membosankan. Akhirnya kamipun berfoto-foto di dalam mobil. Setelah kenarsisan kami pun habis, aku dan temanku kembali duduk tenang di dalam mobil. Ku lihat Nadia dan Merry sudah muali tidur melepas lelah karena cepek berjalan tadi.
            Sudah hamper tiga jam kami menunggu. Azan mangrib pun sudah terlwati. Jalanan sudah dibuka kembali karena persiden sudah sampai di PKA. Kami pun mengantar Nadia dan Rayhan karena mereka tak ada yang menjemput. Sedangkan aku, Kana, dan Merry, menunggu dijemput dirumah Putroe.
            Sesampai dirumah Putroe, azan Isya pun sudah berkumandang. Kami sangat kesal, pulang dengan tidak membawa hasil apa-apa dan shalatpun ketinggalan. Aku, Merry, dan Kana langsung melepas lelah setiba di kamar Putroe. Memang sangat melelahkan rasanya. Jarang sekali atau mungkin baru kali ini aku pulang malam dan berada dirumah teman pada malam hari. Setelah itu aku langsung menghubungi ayahku untuk menjemputku dirumahPutroe.
            Setelah sampai dirumah rasanya tubuh dan kakiku sangat pegal-pegal. Aku langsung mandi agar tubuhku terasa lebih segar. Setelahmandi aku langsung shalat dan makan, kemudian beristirahat. Untunglah mala mini adalah malam minggu. Jadi aku bisa beristirahat dengan lama.
            “Perjalanan tadi siang memang sangat melelahkan, tetapi aku sangat senang karena aku bisa berkumpul bersama lima orang sahabatku. Pengalaman kali ini memang sangat berkesan bagiku, walaupun tadi kami sempat menunggu hal yang tak pasti, tetapi aku senang bisa tertawa dan bercanda bersama sahabat-sahabatku” pikir ku didalam hati.
Aku dan teman ku tidak tau harus bertangung jawab apa jika tugas ini tidak selesai, tapi untung kami mempunyai alasan yang bisa dipertanggung jawabkan  karena kami telah berusaha bersama.



Note : oh iya ini karangan kami bersama :) jadi jika ingin meng-Copy, Baiknya menyertakan karya saya/sumber :) Terima Kasih ^_^ . 

Salam Karya anak Aceh :D

2 comments:

  1. sukaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa XD

    kok ingat qe cerita uang kaget tuuu?

    ReplyDelete
  2. iaa dung, itukan jadi cerpen aku pas kelas 3, XP

    ReplyDelete